
Tali, Debu, dan Semangat yang Membara: Tim Tarik Tambang Putri SMA Negeri 1 Selong Juara di Ajang KCD Champion Hardiknas 2025
SMA Negeri 1 Selong – Selong --- Di bawah terik matahari,
satu per satu tim berguguran di medan laga tarik tambang. Tali tambang yang
tampak sederhana itu menyimpan pertarungan gengsi, semangat, dan harga diri
dari para guru dan pegawai serta Dharma Wanita SMA, SMK, dan SLB se-Lombok
Timur. Namun di antara semua, hanya satu tim yang berhasil menarik
perhatian—dan lawan—hingga ke titik akhir: Tim Tarik Tambang Putri SMA Negeri 1
Selong, sang juara KCD Champion Hardiknas 2025.
Kegiatan lomba dan pertandingan dalam rangka
memperingati Hari Pendidikan Nasional ini dilaksanakan sejak 23 Juni hingga 6
Juli 2025. Diselenggarakan oleh Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(KCD) Wilayah Lombok Timur, ajang ini diikuti oleh puluhan satuan pendidikan
negeri dan swasta dari jenjang SMA, SMK, dan SLB. Empat cabang dipertandingkan:
tenis meja, bulu tangkis, bola voli, dan tarik tambang.
SMA Negeri 1 Selong hadir sebagai salah satu
sekolah yang berpartisipasi penuh di semua cabang. Namun, di antara semua
kompetisi itu, hanya satu yang membawa pulang gelar juara: tim tarik tambang
putri—yang seluruhnya merupakan ibu-ibu guru, staf, dan Dharma Wanita SMA
Negeri 1 Selong. Tak hanya menang, mereka menunjukkan bahwa semangat, strategi,
dan kerja sama mampu menaklukkan rintangan, bahkan saat tenaga mulai menipis
dan peluh terus menetes.
Langkah awal mereka dimulai tidak dengan
mudah. Di pertandingan pertama, tim SMA Negeri 1 Selong langsung dihadapkan
dengan perlawanan sengit dari tim SMAN 1 Sikur. Di luar dugaan, pertarungan
berlangsung sampai tiga babak—sesuatu yang hampir tak terjadi lagi di
pertandingan selanjutnya.
“Waktu itu kami sempat lengah. Mungkin karena
masih pemanasan, jadi koordinasi belum sempurna. Tapi justru momen itu yang
menyadarkan kami bahwa lawan semua berat, dan tidak bisa dianggap remeh,” ungkap Maria Muji Rahayu, S.Pd., salah satu ofisial tim yang juga guru
di SMA Negeri 1 Selong yang biasa di sapa Mami.
Kekalahan tipis di babak pertama menjadi alarm bagi ofisial tim. Dukungan dan strategi ulang diberikan oleh L. Puji Agastani, S.Pd., salah satu ofisial tim yang dengan cepat memanggil seluruh anggota dan memberi pengarahan ulang sebelum babak kedua dimulai.
“Saya langsung bilang: kita bukan di sini
untuk main-main, ini bukan soal menang atau kalah, ini soal harga diri sekolah.
Dan mereka paham, mereka bangkit,” ujarnya dengan mata berbinar mengenang
detik-detik tegang tersebut.
Dengan semangat baru, dua babak selanjutnya
berhasil dimenangkan oleh SMA Negeri 1 Selong secara meyakinkan.
Pertarungan sesungguhnya justru datang di
babak semi final. Lawan yang dihadapi bukan sembarangan—SMAN 1 Suela, yang
bahkan disebut-sebut sebagai calon kuat juara. Jika dilihat dari postur dan
tenaga, SMAN 1 Suela memang terlihat lebih unggul. Namun, SMA Negeri 1 Selong
punya sesuatu yang berbeda: teknik dan strategi.
“Kami tahu tenaga kami terbatas, jadi kami
bermain dengan teknik. Kompak narik, tahan di irama yang sama, dan yang
penting: percaya pada aba-aba,” jelas Ketua Tim Tarik Tambang Linda Sari
Uspiani, S.Pd..
Meski berlangsung hanya dua babak,
pertandingan ini menyedot perhatian banyak penonton dan membuat suasana
memanas. Suara sorakan, debu beterbangan, dan semangat yang membuncah menjadi
pemandangan yang tak mudah dilupakan. Dan akhirnya, SMA Negeri 1 Selong kembali
keluar sebagai pemenang.
Laga final mempertemukan SMA Negeri 1 Selong
dengan SMKN 1 Sakra, tim tangguh yang sebelumnya menyingkirkan SMKN 2 Selong.
Kelelahan mulai terasa di wajah-wajah para anggota tim, apalagi setelah
pertarungan berat di perempat final. Namun mereka tak ingin pulang dengan
tangan kosong.
Dengan langkah tertatih tapi semangat
membara, mereka kembali menurunkan kekuatan terbaik. Hanya dua babak yang
diperlukan untuk memastikan kemenangan, tapi dua babak itu terasa seperti
menempuh maraton panjang.
“Saya lihat sendiri, beberapa anggota tim
sudah gemetar, tapi mereka tidak mundur. Ini luar biasa. Ini bukan sekadar
lomba, ini perjuangan penuh makna,” tutur Dr. Hj. Sri Wahyuni, Kepala SMA Negeri
1 Selong, yang hadir langsung memberikan dukungan penuh sejak babak awal.
Kemenangan ini bukan tentang siapa juaranya,
tetapi tentang ikatan batin yang terbentuk dari proses latihan, kekompakan, dan
semangat satu keluarga. Ini tentang bagaimana ibu-ibu guru, staf dan Dharma
Wanita sekolah menunjukkan bahwa usia, status, dan kesibukan bukanlah halangan
untuk bersaing dan menang.
“Kegiatan seperti ini penting, bukan hanya
karena lombanya, tapi karena silaturahmi dan tawa yang tercipta. Bertemu dengan
teman-teman dari sekolah lain, saling menyapa, bercanda, dan saling
mendukung—ini yang membuat kita merasa satu keluarga besar pendidikan Lombok
Timur,” ujar L. Puji Agastani menutup dengan haru.
Kegiatan KCD Champion Hardiknas 2025 ini
benar-benar menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Tidak hanya kompetisi, tetapi
juga ajang rekreasi, keakraban, dan silaturahmi. Banyak peserta berharap kegiatan
ini bisa dijadikan agenda tahunan.
“Kami ingin kegiatan ini ada setiap tahun.
Ini bukan hanya soal lomba, tapi momen langka di mana para guru dan pegawai
bisa keluar dari rutinitas, tertawa bersama, dan saling mengenal satu sama
lain,” ungkap Mami.
Kepala SMA Negeri 1 Selong, Dr. Hj. Sri
Wahyuni, juga mendukung penuh wacana ini. “Kegiatan ini sangat positif. Saya
mengapresiasi KCD Lombok Timur yang telah menyelenggarakannya. Kami berharap
tahun depan bisa lebih meriah lagi, dengan lebih banyak cabang lomba dan
partisipasi sekolah.”
(V3)