
Gelar Upacara Peringatan Hari Kartini, Sebagai Wujud Penghargaan atas Perjuangan Emansipasi Perempuan
SMA Negeri 1 Selong – Selong --- Suasana pagi di SMA Negeri 1
Selong terasa lebih khidmat dan penuh makna. Seluruh warga sekolah, mulai dari
dewan guru, staf tata usaha, hingga siswa kelas X dan XI berkumpul di lapangan
sekolah untuk melaksanakan upacara peringatan Hari Kartini. Meskipun
dilaksanakan sehari setelah tanggal 21 April yang biasanya menjadi momen
peringatan nasional, semangat dan antusiasme peserta tidak berkurang sedikit
pun.
Upacara ini digelar pada Selasa, 22 April
2025, tepat sehari setelah siswa kelas XII menyelesaikan Ujian Sekolah yang
telah berlangsung sejak 12 April. Keputusan untuk tetap menyelenggarakan
peringatan Hari Kartini ini merupakan hasil dari inisiatif Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) yang ingin tetap memberikan ruang penghormatan bagi sosok
pejuang emansipasi perempuan tersebut, meskipun harus dilaksanakan sehari
setelah tanggal resmi peringatannya.
Kepala SMA Negeri 1 Selong, Dr. Hj. Sri
Wahyuni, dalam amanatnya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
OSIS dan seluruh pihak yang telah menyukseskan kegiatan ini. Dalam pidatonya
yang menyentuh, beliau mengingatkan seluruh peserta upacara bahwa mengenang
perjuangan Kartini bukan sekadar formalitas tahunan, melainkan momentum
refleksi dan penguatan nilai-nilai luhur perjuangan perempuan Indonesia.
“Ini adalah wujud bahwa kita adalah
manusia-manusia yang pandai menghargai dan mengenang jasa para pahlawan,
khususnya Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau yang dikenal sebagai R.A.
Kartini,” ujarnya dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, beliau mengulas secara mendalam
tentang pentingnya memahami makna perjuangan Kartini dalam konteks kekinian. Kartini
dikenal sebagai sosok yang berani mengungkapkan kegelisahannya terhadap
ketidakadilan yang dialami kaum perempuan, terutama dalam hal pendidikan dan
kebebasan berpikir. Melalui surat-suratnya, ia menggugah kesadaran banyak orang
bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk berkembang, belajar, dan
berkontribusi bagi masyarakat.
Namun, Dr. Sri Wahyuni juga menegaskan bahwa
emansipasi yang diperjuangkan oleh Kartini bukanlah ajakan untuk melawan kodrat
perempuan, melainkan sebuah ajakan untuk mengisi ruang kehidupan dengan
seimbang antara kodrat dan potensi. Perempuan, menurut beliau, harus mampu
menunjukkan jati diri dengan cara berperilaku, berpenampilan, berucap, dan
bersikap yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan martabat sebagai perempuan
Indonesia.
“Kita harus menunjukkan bahwa inilah kita,
perempuan. Dengan bagaimana harusnya berperilaku, berpenampilan, berucap, dan
bersikap. Itulah bentuk dari bagaimana kita mempertahankan hak sebagai
perempuan. Karena kalau tidak, justru akan membuat kita disepelekan,” lanjutnya.
Pidato tersebut tidak hanya menginspirasi
peserta upacara, tetapi juga menjadi refleksi bersama bahwa perjuangan belum
selesai. Tantangan zaman mungkin telah berbeda, namun semangat perjuangan,
keteguhan hati, dan tekad untuk menjadi pribadi yang bermanfaat tetap relevan
hingga kini. Mengutip semboyan Kartini yang terkenal, “Habis Gelap Terbitlah
Terang,” Dr. Sri Wahyuni mengajak semua siswa untuk tidak menyerah terhadap
keadaan, dan menjadikan setiap rintangan sebagai batu loncatan menuju masa
depan yang lebih cerah.
“Kita dalam hidup pasti ada masalah, namun
kita tidak boleh terbelenggu oleh masalah itu. Kita harus berjuang untuk lepas
dari masalah, sehingga kita menemukan suatu titik, di mana titik itu merupakan
tujuan yang ingin kita capai dalam hidup,” katanya.
Meski pada peringatan tahun ini tidak
diselenggarakan perlombaan seperti biasanya, upacara tetap berlangsung penuh
makna. Tidak ada nuansa hingar bingar, tetapi kesederhanaan inilah yang justru
menguatkan inti dari peringatan tersebut: menghargai perjuangan, meneladani
semangat, dan meneruskan nilai-nilai perjuangan Kartini dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan semangat Kartini, SMA Negeri 1 Selong
terus berkomitmen mendukung pengembangan potensi siswa, baik laki-laki maupun
perempuan, agar menjadi pribadi yang unggul, berkarakter, dan bermanfaat bagi
masyarakat luas. Karena sebagaimana pesan terakhir dalam pidato kepala sekolah,
“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan manfaat bagi banyak orang.”
(V3)