
Dua Tim Lolos ke Tahap Presentasi Nasional Genesis 2, Siap Unjuk Gigi dengan Inovasi Teknologi dan Pelestarian Budaya
SMA Negeri 1 Selong – Selong --- Sebuah kabar membanggakan
datang dari SMA Negeri 1 Selong, di mana dua tim lolos ke tahap presentasi Genesis
2 (Gebyar Nasional Essay Siswa dan Mahasiswa) yang diadakan oleh Pusat
Riset Siswa, Mahasiswa dan Akademis (PRISMA) Universitas Mataram, Kompetisi
tingkat nasional ini mengusung tema besar "Optimalisasi Potensi
Generasi Muda dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2024", dengan berbagai
subtema seperti teknologi, kesehatan, pendidikan, pertanian, lingkungan, hingga
budaya. Dua tim dari SMA Negeri 1 Selong mengangkat topik dari subtema
teknologi dan budaya.
Tim pertama dari SMA Negeri 1 Selong yang terdiri dari Lalu Muhammad
Samir Abdurrasyid (X.1 – Ketua Tim), Nadhif Pandya Adhana (XI.3), Roman Julian
Rahmat (XI.7), dan Muhammad Bisma Adib Arsyaq (XI.1) memilih untuk
mengembangkan inovasi di bidang teknologi. Mereka mengangkat karya tulis
berjudul "Box-X-Nois V2", sebuah solusi yang menawarkan
pengganti server TV kabel bagi daerah-daerah pelosok. Prinsip yang digunakan
adalah penghilangan deru atau nois dan peningkatan gain pada frekuensi TV
analog dan digital.
Karya tulis ini bukan sekadar gagasan baru, melainkan hasil dari
pengembangan karya sebelumnya yang pernah mereka ikutkan dalam sebuah
kompetisi. Pada penelitian terbaru ini, mereka berhasil meningkatkan jangkauan
alat dari yang semula hanya 10 meter, menjadi 1,4 kilometer. "Kami ingin
memberikan akses informasi yang lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat
pelosok yang masih sulit mendapatkan siaran televisi. Dengan Box-X-Nois V2,
diharapkan dapat membantu mereka mendapatkan kualitas siaran yang lebih
baik," ungkap Lalu Muhammad Samir Abdurrasyid, ketua tim.
Dalam proses pengembangannya, tim teknologi ini menghadapi tantangan
besar, terutama dalam meningkatkan jangkauan alat mereka tanpa mengorbankan
kualitas siaran. "Tantangannya cukup berat, terutama dari segi teknis.
Kami harus memastikan bahwa alat ini mampu bekerja optimal di kondisi wilayah
pelosok yang sering kali memiliki gangguan sinyal," ujar Nadhif Pandya
Adhana.
Namun, semangat dan kerja keras mereka terbayar dengan hasil penelitian
yang memuaskan. Dengan bimbingan dari para guru dan mentor, mereka mampu
memecahkan masalah teknis tersebut dan siap untuk mempresentasikan karya mereka
di hadapan juri di tahap presentasi nasional. "Kami telah melakukan
persiapan intensif, mulai dari memperkuat argumen hingga melatih kemampuan
presentasi agar dapat menyampaikan ide kami dengan jelas dan meyakinkan,"
tambah Muhammad Bisma Adib Arsyaq.
Sementara itu, tim kedua yang terdiri dari M. Nailul Aufar Khasri
(XI.10 – Ketua Tim), Siti Khalisa Amelia Maslun (XI.5), Nila Safira (XI.1), dan
Vivi Najla Maulida Putri (XI.1) memilih untuk mengangkat topik budaya
dengan karya tulis berjudul "Budaya Mesaji pada Upacara Maulid Mangkat
terhadap Masyarakat Kontemporer di Desa Lendang Nangka, Lombok Timur".
Penelitian ini berfokus pada budaya Mesaji, yaitu tradisi memandikan
keris yang dilakukan pada upacara Maulid Mangkat, sebuah upacara yang memiliki
makna sakral namun sayangnya semakin jarang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Menurut M. Nailul Aufar Khasri, ketua tim, budaya Mesaji ini
menarik perhatian mereka karena merupakan bagian penting dari tradisi lokal
yang hampir punah. "Kami melihat bahwa budaya ini perlahan hilang dari
masyarakat, terutama generasi muda. Banyak yang tidak tahu makna dan sejarah di
balik tradisi ini. Kami merasa perlu untuk mengangkat kembali budaya ini agar
tidak terlupakan," jelas Nailul.
Penelitian yang dilakukan oleh tim budaya ini berlangsung selama dua
minggu di Desa Lendang Nangka, Lombok Timur. Dalam penelitian ini, mereka
mendalami bagaimana budaya Mesaji masih dipertahankan oleh sebagian kecil
masyarakat, meskipun pengaruh modernisasi dan perubahan sosial mulai mengikis
tradisi tersebut. Siti Khalisa Amelia Maslun mengungkapkan bahwa
penelitian mereka tidak hanya terbatas pada aspek historis, tetapi juga pada
relevansi budaya ini bagi masyarakat kontemporer. "Kami ingin tahu
bagaimana budaya ini masih relevan dengan kehidupan saat ini dan bagaimana
masyarakat modern menilainya," ujarnya.
Proses penelitian tentu bukan tanpa kendala. Nila Safira
menambahkan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah mendapatkan narasumber
yang memahami betul seluk-beluk tradisi Mesaji. "Budaya ini dianggap
sakral oleh sebagian orang, sehingga kami harus berhati-hati dalam menggali
informasi agar tetap menghormati adat dan tradisi setempat," jelas Nila.
Setelah dinyatakan lolos ke tahap presentasi, kedua tim dari SMA Negeri
1 Selong ini kini tengah fokus mempersiapkan diri untuk tampil sebaik mungkin
di hadapan juri. Vivi Najla Maulida Putri, salah satu anggota tim
budaya, menyatakan bahwa mereka berusaha keras menyempurnakan materi yang akan
dipresentasikan serta melatih cara penyampaian yang efektif. "Kami ingin
juri bisa merasakan betapa pentingnya tradisi ini untuk dilestarikan, dan kami
harus menyampaikan ini dengan penuh keyakinan," ujarnya.
Begitu pula dengan tim teknologi, mereka pun melakukan persiapan
intensif untuk memastikan bahwa setiap aspek teknis dari karya mereka dapat
dipahami dengan baik oleh para juri. "Kami melakukan simulasi presentasi
berulang kali, mempersiapkan jawaban atas pertanyaan yang mungkin muncul, serta
menyesuaikan alat agar berfungsi optimal saat demo nanti," ungkap Lalu Muhammad Samir Abdurrasyid.
Prestasi kedua tim ini mendapat apresiasi penuh dari Kepala SMA Negeri
1 Selong, Dr. Hj. Sri Wahyuni. Beliau menyatakan kebanggaannya atas
dedikasi yang ditunjukkan oleh para siswa dalam mengikuti ajang nasional
bergengsi ini. "Kami sangat bangga dengan pencapaian mereka. Dua tim ini
telah bekerja keras dan mempersembahkan hasil yang luar biasa. Kami berharap
mereka dapat meraih hasil terbaik di tahap presentasi nanti, dan tentunya
membawa nama baik sekolah serta daerah di tingkat nasional," ujar Sri
Wahyuni.
Selain dukungan dari pihak sekolah, guru pembimbing juga terus
mendampingi siswa-siswa ini dalam setiap tahap persiapan. Agus Rosmanto
Fajriadhi, S.Pd., mengungkapkan bahwa siswa-siswa ini memiliki semangat
juang yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap tantangan.
"Mereka tidak hanya berbakat, tetapi juga gigih dalam mengatasi setiap
masalah yang muncul selama proses penelitian," ujar Agus.
Dengan persiapan yang matang dan semangat yang membara, kedua tim ini
optimis dapat memberikan penampilan terbaik mereka di tahap presentasi nasional
Genesis 2. Mereka berharap dapat meraih prestasi yang membanggakan,
tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sekolah, keluarga, dan
daerah.
"Kami ingin karya ini tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga
memiliki dampak yang nyata bagi masyarakat, baik dalam bidang teknologi maupun
budaya," tutup Roman Julian Rahmat.
Dengan ini, SMA Negeri 1 Selong kembali menunjukkan kualitas dan
potensi luar biasa para siswanya dalam berkompetisi di tingkat nasional.
Prestasi mereka diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk
terus berinovasi dan melestarikan budaya lokal.
(V3)