Dikbud NTB BERAKSI: Pj. Gubernur Resmikan Program Infaq Pendidikan dan Perluasan Musala An-Nisa

SMA Negeri 1 Selong – Selong --- Gelaran bertema Dikbud NTB BERAKSI (Berbagi dan Berkreasi) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB pada Minggu, 10 November 2024, sukses menarik perhatian dan dukungan luas dari berbagai kalangan. Acara ini berlangsung di SMA Negeri 1 Selong, Lombok Timur, dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pj. Gubernur NTB Mayjen TNI (Purn) Dr. Hassanudin, S.IP., M.M., Pj. Sekda Lombok Timur H. Hasni, SE., Ak., Sekda Provinsi NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., Asisten Sekda Provinsi NTB, serta kepala OPD, kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB se-Lombok Timur dan Pengurus Komite SMA Negeri 1 Selong.

 

Kehadiran tamu disambut dengan penampilan Marching band dan perwakilan siswa, guru, dan tenaga administrasi sekolah. Acara ini dibuka dengan penampilan istimewa dari Band De Nusa, peraih juara 1 Cipta Lagu dalam ajang Tantangan Inovasi Siswa SMA (TANOS) 2024 yang digelar oleh Direktorat SMA, Kemendikbud RI. Lagu inovatif mereka yang menggugah semangat memberikan energi positif bagi semua peserta yang hadir dan menegaskan pentingnya kreativitas dalam dunia pendidikan.

 

Selain itu, dalam acara ini juga diadakan bazar yang diikuti oleh Dharma Wanita Zona Tengah dan Timur Lombok Timur, serta siswa-siswa dari SMA Negeri 1 Selong. Hiburan juga menjadi bagian penting dari rangkaian acara ini. Setelah upacara bendera, penampilan dari perwakilan sembilan sekolah di zona Kota Selong dan Labuhan Haji menyuguhkan berbagai pertunjukan seni yang menghibur. Tidak kalah menarik, penampilan bernyanyi dari siswa SLB Negeri 1 Lombok Timur menjadi sorotan utama, mengharukan seluruh hadirin dengan bakat luar biasa yang ditunjukkan.

 

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan, S.Pd., M.Pd., menjelaskan tantangan besar yang masih dihadapi oleh dunia pendidikan di NTB. “Kondisi sosial ekonomi menjadi hambatan utama bagi banyak anak untuk tetap bersekolah. Setiap tahun, kami alokasikan 20-25% dari total kuota penerimaan siswa baru untuk anak-anak miskin melalui jalur afirmatif. Di zona perkotaan, kuota ini sering kali tidak terisi penuh, tetapi di daerah pedesaan, jumlah siswa miskin bahkan bisa mencapai 30%,” ungkapnya.

 

Dr. Aidy menyoroti fenomena di mana dana bantuan dari Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kerap tidak digunakan sebagaimana mestinya. “Banyak orang tua yang memanfaatkan dana ini untuk kebutuhan lain selain pendidikan. Karena itu, kami melakukan tracer ke sekolah-sekolah bersama kepala-kepala bidang dan pengawas, untuk memantau langsung kondisi anak-anak penerima bantuan. Hasilnya, kami menemukan banyak anak masih kesulitan karena faktor ekonomi yang mengakibatkan risiko putus sekolah,” jelasnya.

 

Untuk mengatasi hal ini, program Infaq Pendidikan diluncurkan pada 2 Mei 2024, bersamaan dengan Hari Pendidikan Nasional. Program dengan slogan “Satu Orang Dua Ribu” ini telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 423 juta rupiah dalam tiga bulan pertama, sejak dimulai pada Agustus 2024. “Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membantu siswa miskin dalam bentuk perlengkapan pendidikan seperti seragam, alat tulis, dan kebutuhan lain yang menunjang pendidikan mereka,” ujar Dr. Aidy.

 

Selain fokus pada inisiatif pendidikan, Dr. Aidy juga menyoroti upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di NTB. Salah satu program unggulan adalah pelatihan bahasa Inggris untuk 1.127 guru se-NTB. Tujuannya agar para guru bisa mendorong siswa untuk menguasai kemampuan bahasa Inggris dan meraih beasiswa, baik dalam maupun luar negeri. “Kami ingin satu guru bahasa Inggris dapat mencetak lima siswa yang kompeten dan siap mendapatkan beasiswa pendidikan tinggi,” ungkap beliau.

 

Pj. Gubernur NTB, Mayjen TNI (Purn) Dr. Hassanudin, S.IP., M.M., memberikan apresiasi yang tinggi terhadap semua pihak yang mendukung kegiatan ini. Dalam pidatonya, beliau menegaskan pentingnya semangat gotong royong dalam membangun masa depan pendidikan yang inklusif dan berkualitas. “Program ini menjadi bukti nyata dari komitmen kita bersama untuk memastikan bahwa anak-anak NTB dapat mengakses pendidikan yang layak, tanpa terkendala masalah ekonomi,” ujar Dr. Hassanudin. Beliau juga memberikan pesan motivasi kepada para siswa, “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit, dan kejarlah dengan penuh dedikasi. Masa depan adalah sesuatu yang harus dijemput, bukan ditunggu.”

 

Sebelum pidato utama dari Pj. Gubernur NTB, dilakukan prosesi simbolis penyerahan infaq pendidikan oleh Pj. Gubernur, Sekda NTB, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB kepada perwakilan sembilan sekolah yang berada di zona Kota Selong dan Labuhan Haji. Penyerahan ini menjadi simbol komitmen semua pihak dalam memastikan bahwa tidak ada lagi anak NTB yang putus sekolah akibat kemiskinan.

 

Acara kemudian ditutup dengan prosesi peletakan batu pertama oleh Pj. Gubernur NTB, didampingi oleh para pejabat tinggi, untuk memulai perluasan Musala An-Nisa di SMA Negeri 1 Selong. Prosesi ini disambut hangat oleh semua yang hadir, sebagai simbol harapan dan semangat baru untuk meningkatkan sarana ibadah yang layak bagi seluruh siswa.

 

Kepala SMA Negeri 1 Selong, Dr. Hj. Sri Wahyuni, menyambut gembira peluncuran infaq pendidikan ini dan merasa bersyukur sekolahnya dipilih menjadi tuan rumah. “Ini adalah sebuah kehormatan besar. Infaq pendidikan ini benar-benar bisa membantu siswa-siswa kami yang kurang mampu. Kami juga sangat mengapresiasi peletakan batu pertama untuk perluasan Musala An-Nisa di SMA Negeri 1 Selong. Selama ini, Musola kami tidak cukup menampung jumlah siswa yang lebih dari 1.000 orang, dan perluasan ini akan sangat bermanfaat untuk mendukung aktivitas keagamaan di sekolah kami,” tuturnya.

 

Dengan sinergi berbagai pihak, acara ini tidak hanya menjadi momentum penting untuk berbagi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat NTB untuk terus berkreasi dan mendukung pendidikan yang lebih baik. Semoga dengan kolaborasi ini, impian untuk menciptakan NTB yang bebas dari putus sekolah dapat terwujud.

 (V3)